Tulisan 3 Bahasa Indonesia 1
Pada tahun 2003 saya dan keluarga
saya pindah ke Bengkulu karena ayah saya mendapat tugas pekerjaan disana. Saat
itu saya masih menduduki kelas 4 SD dan saya menjadi siswi SDN 07 Bajak
Bengkulu. Walaupun cukup sulit untuk beradaptasi dengan semua yang serba baru ,
tapi akhirnya saya bias beradaptasi juga. Disini saya dituntut untuk belajar
bahasa Bengkulu dan lama-kelamaan saya bisa berbahasa Bengkulu.
Tiga tahun saya disana , saya
banyak mengunjungi keindahan kota Bengkulu. Saya mengunjungi Pantai Panjang
yang saat itu hanya membayar untuk parkir saja, beda dengan pantai di Jakarta.
Suasananya pun tak kalah indah dengan pantai-pantai diluar sana. Disore hari
melihat sunset sambil makan jagung bakar, tiap pagi juga saya sering
mengunjungi untuk bermain-main pasir dipantai tersebut.
Benteng Marlborough yang tidak jauh dari pantai panjang
juga tak kalah indahnya. Benteng
Marlborough adalah benteng peninggalan Inggris di kota
Bengkulu.
Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1713-1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet sebagai benteng pertahanan Inggris.
Konon, benteng ini merupakan benteng terkuat Inggris di wilayah Timur setelah benteng St.
George di Madras, India. Benteng ini didirikan di atas bukit
buatan, menghadap ke arah kota Bengkulu dan memunggungi samudera Hindia.
Benteng ini pernah dibakar oleh rakyat Bengkulu; sehingga penghuninya terpaksa
mengungsi ke Madras. Mereka kemudian kembali tahun 1724 setelah diadakan perjanjian. Tahun 1793, serangan kembali dilancarkan. Pada
insiden ini seorang opsir Inggris, Robert Hamilton, tewas. Dan kemudian pada tahun 1807, residen Thomas Parr juga tewas. Keduanya diperingati
dengan pendirian monumen-monumen di kota Bengkulu oleh pemerintah Inggris.
Marlborough masih berfungsi sebagai benteng pertahanan
hingga masa Hindia-Belanda tahun 1825-1942, Jepang tahun 1942-1945, dan pada perang kemerdekaan
Indonesia. Sejak Jepang kalah hingga tahun 1948, benteng itu manjadi markas Polri. Namun, pada tahun 1949-1950, benteng Marlborough diduduki kembali
oleh Belanda.
Setelah Belanda pergi tahun 1950, benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD. Hingga tahun 1977, benteng ini diserahkan kepada Depdikbud untuk
dipugar dan dijadikan bangunan cagar budaya.
Banyak ilmu setelah mengunjungi benteng tersebut.
Kemudian ada Rumah pengasingan Bung Karno , yang menurut
sejarah pada zaman koloni Belanda(1939-1942), Soekarno (Yang kemudian
menjadi Presiden RI yang pertama) pernah diasingkan di Bengkulu. Selama dalam
pengasingan Soekarno tinggal di rumah yang beralamat di Anggut Atas dan
sekarang dikenal dengan jalan Soekarno-Hatta. Beberapa peralatan, sepeda,
perpustakaan buku-buku, dan yang lainnya yang pernah dimiliki oleh soekarno
disimpan di dalam rumah ini. Selama tinggal di Bengkulu, Soekarno mendesain
masjid, yang sekarang dikenal dengan Masjid Jamik (Jamik Mosque).
Komentar
Posting Komentar