peran keluarga dalam perkembangan kepribadian anak
Dunia anak khas dan unik dan
memberikan ciri tersendiri untuk dipahami secara baik dan komprehensif , tidak
asal-asalan dan salah kaprah dalam membina dan mengawasi perkembangan anak
usia-dini. Kesalahan ini akan akan merugikan orangtua dan perkembangan fisik (jasmani)
dan psikis rohani anak itu sendiri. Perkembangan fisik dan psikis merupakan
proses tumbuh kembang yang berlangsung menurut prinsip-prinsip umum,tetapi
setiap anak memiliki ciri khas tersendiri.
Lingkungan memiliki peran penting dalam
mewujudkan kepribadian anak, khususnya lingkungan keluarga. Keluarga adalah
institusi yang sangat berperan dalam rangka melakukan sosialisasi, bahkan
internalisasi, nilai-nilai pendidikan. Kedua orangtua berperan penting dalam kepribadian anak .
Melalui pola asuh yang dilakukan oleh orang tua, anak belajar tentang banyak
hal, termasuk karakter. Tentu saja pola asuh otoriter (yang cenderung menuntut
anak untuk patuh terhadap segala keputusan orang tua) dan pola asuh permisif
(yang cenderung memberikan kebebasan penuh pada anak untuk berbuat) sangat
berbeda dampaknya dengan pola asuh demokratis (yang cenderung mendorong anak
untuk terbuka, namun bertanggung jawab dan mandiri) terhadap hasil pendidikan
karakter anak. Artinya, jenis pola asuh yang diterapkan oleh orang tua terhadap
anaknya menentukan keberhasilan pendidikan karakter anak oleh keluarga.
Meskipun jumlah pendidikan dari tingkat dasar sampai ke jenjang yang paling
tinggi semakin banyak, namun peran keluarga dalam mentransfer nilai edukatif
tidak dapat tergantikan.
Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal
kehidupan bagi setiap manusia. Banyak hadis yang meriwayatkan pentingnya
pengaruh keluarga dalam pendidikan anak dalam beberapa masalah seperti masalah
aqiqah , budaya , norma dan sebagainya.
Karena itulah, peran keluarga dalam hal ini
tak ringan sama sekali. Bahkan bisa dikatakan bahwa tanpa keluarga, nilai-nilai
pengetahuan yang didapatkan di bangku meja formal tidak akan ada artinya sama
sekali. Sekilas memang tampak bahwa peran keluarga tidak begitu ada artinya,
namun jika direnungkan lebih dalam, siapa saja akan bisa merasakan betapa berat
peran yang disandang keluarga.
Contohnya problem yang dialami oleh ‘anak
jalanan’ untuk memperoleh pendidikan salah satunya adalah minusnya, bahkan tak
adanya, peran keluarga ini. Kalaupun akhirnya mereka bersekolah, mereka hanya
mendapatkan pengetahuan formal saja. Sementara kasih sayang, sopan santun,
moralitas, cinta dan berbagai nilai afektif lainnya sulit mereka dapatkan.
Mereka merasa tidak ada tempat yang baik untuk berlindung dan mengungkapkan
seluruh perasaan secara utuh dan bebas.
Dalam prosesnya, kepribadian terbentuk berdasarkan hasil meniru,
baik dari dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan luar. Akan tetapi, faktor
internal dalam keluarga seperti kasih sayang, perhatian, pola asuh, didikan,
serta metode pendekatan dalam membentuk kepribadian juga membangun
kecerdasannya memiliki porsi lebih besar. Di samping itu, kita juga harus
menyadari dan memahami adanya faktor alami seperti bakat dan dorongan minatnya.
Karena itu, dalam upaya membentuk kepribadian dan mendidik anak, serta
mengantarkannya menuju kesuksesan ada beberapa hal berikut yang harus
benar-benar dipahami orang tua.
Bila kita perhatikan berkaitan dengan pentingnya memahami karakter
anak dalam membentuk dan mengembangkan kepribadian anak. Karakter terletak di
alam bawah sadar yang meliputi memori, self image, personality dan habit. Keempat faktor
pembentuk karakter tersebut sangat membantu pemahaman kita atas keempat hal di
atas. Jika dalam diri anak terdapat banyak memori negatif yang disertai dengan self image yang buruk seperti
memberikan label ‘anak bodoh’, maka akan membentuk kepribadian yang negattif
dan kebiasaan yang buruk pula. Oleh karena itu, ciptakan suasana yang nyaman,
pembiasaan-pembiasaan yang positif, serta sikap dan perlakuan yang menyenangkan
bagi anak agar ia memiliki kenangan indah dan tumbuh menjadi pribadi yang
positif.
Pertumbuhan yang terjadi pada anak usia-dini tidak hanya meliputi
perubahan fisik tetapi juga perubahan dan perkembangan dalam berpikir,
berperasaan dan bertingkah laku menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang
berlangsung secara sistematis,progresif. Suatu proses perubahan dimana anak
belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek gerakan , berpikir ,
berperasaan dan berinteraksi pada sesamanya maupun dengan benda-benda dalam
lingkungan sekitar kehidupannya.
Komentar
Posting Komentar