Ta'aruf
Aku
adalah seorang gadis berusia 20 tahun yang 2 tahun lalu baru lulus dari
pondok pesantren di bandung, sejak remaja aku berkomitmen untuk
mengenakan jilbab dan bergaul dengan nuansa islam, kini aku kuliah di
salah satu universitas negri di Jakarta,
”Zahra…” terdengar seseorang memanggil namaku, aku menoleh dan aku melihat rita dengan seorang lelaki berjalan mendekat padaku,
”zar kenalin, ini sepupu aku dari bandung, namanya zainal, dia baru pindah kuliah di sini” tutur rita padaku
”aku
zainal, salam” kata pemuda itu sambil menjulurkan tangannya padaku, aku
hanya tersenyum sambil berkata dengan lembut “Zahra”, dan kemudian
akupun beranjak dari tempat itu. Tapi zainal mengejarku
”emmm permisi, boleh aku minta di temanin berkeliling kampus?” katanya padaku yang terpaksa ku hentikan langkahku
”maaf, tapi bukankah rita bisa menemanimu” jawabku
”tapi rita ada mata kuliah, iya kan
rit”
katanya pada rita yang hanya mengangguk. Baiklah ku antar dia, dilihat
dari penampilannya dia seperti pemuda baik-baik dan terlihat cerdas
”emmm dulu sekolah SMA di mana zah?” katanya basa-basi
”aku lulusan ponpes”
”wah
aku kagum sama kamu, udah cantik, anggun, soleha lagi” katanya,
mendengar perkataanya itu membuatku ingin meninggalkannya, lantas ia
menahanku
”ma maaf jika kata-kataku kurang sopan” tuturnya. Aku pun tersenyum menandakan aku memaafkannya.
***
aku pulang sore itu dengan raut wajah yang lelah
”Assalamu’alikum”
”wa’alikumussalam” terdengar suara umi menjawab
”Zahra
kenalkan, ini teman umi dan suaminya” kata umi sambil megenalkan
tamunya padaku, aku tersenyum dan masuk kedalam kamar, aku mengintip
pembicaraan umi dan tamunya, umi ingin menjodohkanku??? Aku tak percaya,
tapi aku pasrah tanpa bisa bertindak apa-apa.
waktu
ashar telah tiba, aku mengambil air wudhu dan shalat ashar. Aku berdo’a
dan entah mengapa dalam do’aku aku terbayang wajah zainal. Ya Allah
perasaan apa ini? Hanya itu yang terlintas dalam benakku.
***
karena aku datang ke kampus terlalu cepat, mata kuliahku belum mulai
dan aku terpaksa membuang waktuku menyendiri di taman kampus sambil
membaca buku yang terdapat dalam tasku.
”assalamu’alikum zah” terdengar suara zainal memberi salam padaku,
”wa’alaikumussalam”
”wah
lagi baca buku ya?aku juga suka buku ini” tuturnya sambil menengok
judul buku yang ku pegang, itu membuatku tertawa, bagaimana tidak? Ini
buku cara menjadi istri soleha, buku yang menurutku hanya dibaca oleh
kaum hawa
”kamu baca buku ini?” kataku sambil tertawa dan menunjukkan judul buku itu padanya, ia pun kaget dan berdalih
”hehehe,
ya aku baca buku itu, untuk nanti mengajari istriku” jawabnya, aku
hanya tersenyum lembut. Kejadian itu benar-benar membuat zainal bagus di
mataku.
***
setelah selesai kuliah, aku bergegas pulang, tapi, saat aku berjalan
terlihat sebuah mobil menghadangku, kaca mobil itu terbuka dan ku lihat
itu zainal,
”Zahra
mau temenin aku ke toko buku nggak? Nanti sekalian aku antar pulang?”
katanya, aku menolak, tapi dia memaksa, dan mengeluarkan beribu alasan
yang akhirnya membuatku memenuhi ajakkannya.
di
toko buku aku hanya terdiam seribu bahasa sambil melihat buku-buku yang
mungkin kebetulan aku cari, tapi zainal mengakhiri kebisuanku
“buku ini bagus nggak?” Tanya zainal sambil menyodorkan buku ke pandanganku, aku hanya menjawab iya.
setelah dari toko buku ternyata ia tak langsung mengantarku pulang, tapi ia mengajakku makan siang, akupun tak bisa menolak.
***
”ya
Allah mengapa aku terus membayangkan zainal? Astagfirullah… apa yang
terjadi padaku?” kataku sambil memeluk boneka kesayanganku dikamar malam
itu, aku bingung dengan perasaan itu.
”Zahra
kemarilah nak? Umi dan abi ingin bicara” terdengar suara umi memanggil.
Umi ingin memanggilku untuk membicarakan masalah perjodohan, aku akan
di ta’arufkan dengan anaknya teman umi, aku menolak, aku beralasan
karena aku sudah punya pilihan, dan entah mengapa aku menganggap zainal
sebagai pilihanku, tapi umi dan abi memaksaku. Itu membuatku kesal dan
pergi meninggalkan tempat itu. Sekarang aku yakin aku mencintai zainal,
pemuda yang baru-baru ini aku kenal.
”ya Allah izinkan lah ia menjadi jodohku, karena aku yakin ia pemuda yang baik” pintaku dalam do’a ku malam itu.
***
pagi ini pagi yang indah Subhanallah. Setelah selesai mandi dan
berpakaian aku ingin pergi berangkat ke kampus, tapi umi melarangku
”hari
ini kamu tidak perlu ke kampus dulu, karena teman umi akan datang
membawa anaknya, untuk di ta’arufkan denganmu” kata umi, itu membuatku
terkejut
”Ya
Allah… umi, Zahra tidak ingin di jodohkan, Zahra punya pilihan Zahra
umi” jawabku, tapi umi tidak yakin dengan pilihanku, umi lebih memaksaku
dengan anak temannya itu. Itu membuatku kesal dan pergi keluar dari
rumah, umi dan abi mencegahku tapi aku berlari.
aku naik taksi , aku menuju ke pantai
”ya
Allah, aku mohon kabulkan do’aku” teriakku sambil merentangkan
tanganku menghadap ombak. umi tau ini tempat favoritku dan umi
menyusulku ke sini, bersama temannya dan anak temannya itu. Aku sungguh
terkejut ternyata ia yang akan di ta’arufkan denganku adalah zainal,
lantas aku berlari menuju mereka dan memeluk umi sambil meneteskan air
mata
”maaf
kan aku umi, ternyata pilihan umi memang yang terbaik untukku” kataku
sambil memandang zainal yang hanya tersenyum melihat tingkahku.
source : http://kembanganggrek2.blogspot.com/2011/10/taaruf.html
Komentar
Posting Komentar